بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ
Terjemah Kitab Fathur-Rabbany wal Faidhur-Rahmany
Karya
Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany ra.
~~000000~~
Ketika hati diselimuti kegelapan, hanya ‘percikan cahaya Ilahi’ sajalah yang meneranginya. Ketika mata-hati telah dibutakan oleh nafsu dan hasrat telah menguasai jiwa, tak ada lagi yang bisa ditunggu selain kehancuran. Hati hanya bisa dibersihkan dengan cahaya tauhid. Jiwa akan merdeka bila selalu mengesakan Allah. Jika hati telah menjadi suci dan jiwa terbebaskan, maka keduanya akan terbang menuju ke haribaan Allah dan siap memperoleh kemenangan dari Ilahi (al-Fath ar-Rabbani) dan limpahan cahaya dari Tuhan yang Maha Pengasih (al-Faidh ar-Rahmani)
“Jika kau masih takut dan berharap pada manusia, maka dia menjadi tuhanmu. Jika kau masih menghadapkan hatimu pada harta dunia, maka kau adalah budaknya, dan dia menjadi tuhanmu. Tak ada cinta yang paling abadi, kecuali cinta seorang hamba kepada Allah. Seorang pencinta tak akan meninggalkan kekasihnya, baik saat suka maupun saat derita.”
Petuah-petuah dari pendiri dan pemuka tharekat Qadariyah ini, Syeikh Abdul Qadir Jailani sangat penting bagi para penempuh jalan ruhani (salik) yang selalu mengharapkan kerindhaan Allah. Petuah-petuah dalam buku ini bisa dijadikan sebagai bimbingan yang sangat berharga dalam menapak jalan sufi, mencapai kebeningan hati, dan meniti tangga pengetahuan tentang Ilahi.
MUQODDIMAH
Bissmillahir-Rohmaanir-Rohiim
Wahai Allah, Wahai Dzat yang mengetahui kelemahanku dari pemujian-Nya, daku mohon kepada-Mu kesempurnaan memuji-Mu yang telah dibukakannya dari hakikat Asma dan Sifat-Mu, dan ketampanan Dzat-Mu yang Mahalembut, maka ma’rifat Engkau kenalkan melalui kesempurnaan-Mu yang lembut, dan ketika itu Engkau ilhamkan kepadanya dari sesuatu yang dipujikan kepada-Mu yang tidak diilhamkan oleh lainnya, seperti apa yang akan diilhamkannya di hari penampakkan secara berlipat ganda. Maka kesendiriannya yang menyempurnakan di sana tampak akan memperjelas solawat dan salamnya, yaitu solawat dan salam yang sama bertemu dengan kesempurnaan-Mu yanng amat suci, melebihi keberadaan jiwa, dan akan memakaikan sesuatu yang disampaikan oleh-Nya; dari kemuliaan solawat dan salam-Mu meliputi perwujudan ma’nawi (yang tidak bisa diraba), berserta sesuatu yang bergantung dengan keduanya dari kealaman makhluq dan perintah. Sehingga Engkau tidak meninggalkan wahai Tuhanku, seseorang pun dari jajaran para Nabi-Mu, para Malaikat-Mu dan orang-orang shalih hamba-Mu, kecuali telah dikenakan selimut dengan keutamaan dan keagungan itu.
NASAB SYEIKH MUKHYIDDIN
Bernama Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abu Shalih Musa bin Abdullah Al-Jiili bin Yahya Az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah Al Mahdii bin Hasan Al Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a. (Semoga Allah meridhai mereka seluruhnya).
Daftar Isi: (silahkan Klik untuk membuka)
Majelis Ke 1: Jangan Berpaling Dari Allah
Majlis Ke 2: Faqir
Majlis Ke 3: Jangan Berhayal Kaya
Majelis Ke 4: Taubat
Majelis Ke 5: Sebab Cinta Alloh Kepada Hamba-Nya
Majelis Ke 6: Nasihat Seorang Mu’min Kepada Saudaranya
Majelis Ke 7: Sabar
Majelis Ke 8: Jangan Hanya Lahirnya Yang Di Perbaiki
Majelis Ke 9: Ujian Bagi Orang Beriman
Majelis Ke 10: Tidak Ada Beban
Majelis Ke 11: Ma’rifatulloh
Majelis Ke 12: Jangan Mencari Selain Allah
Majelis Ke 13: Mandahulukan Akhirat Atas Dunia
Majelis Ke 14: Jangan Munafiq
Majelis Ke 15: Mencari Bekal Untuk Akhirat
Majelis ke 16: Beramal dengan Al-Qur’an
Majelis ke 17: Jangan Mempermasalahkan Rizki
Majelis ke 18: Jihad Terhadap Hawa Nafsu Dan Syaetan
Majelis ke 19: Takut kepada Alloh
Majelis ke 20: Bicara Tanpa Disertai Perbuatan
(Majelis ke 21) Janganlah berpaling kepada makhluk
(Majelis ke 22) Usir rasa cinta dunia dari hati
(Majelis ke 23) Menjernihkan hati
(Majelis ke 24) Janganlah menyukutan Allah baik dalam angan-angan
(Majelis ke 25) Zuhud dalam dunia
(Majelis ke 26) Jangan mengadu pada makhluk
(Majelis ke 27) Jangan jadi pendusta
(Majelis ke 28) Cinta kepada Allah
(Majelis ke 29) Jangan menyanjung orang kaya karena kekayaannya
(Majelis ke 30) Mengenal Allah atas nikmat-Nya
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke
Majelis ke