MENGHINDARI PENDERITAAN DALAM PENYESALAN

Sahabatku yang sedang memastikan bahwa MASA DEPANnya damai, mapan, dan berwenang, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Aku mengerti, bahwa untuk kebaikanku sendiri, aku harus memilih antara dua penderitaan, yaitu

PENDERITAAN dalam DISIPLIN, atau
PENDERITAAN dalam PENYESALAN. Continue reading

Mario teguh : BERHENTI MENAKUT-NAKUTI DIRI

Sahabatku yang rindu untuk sampai pada kehidupan yang lapang dan mandiri, yang bebas untuk hidup dengan cara yang paling kau sukai, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

Tuhanku Yang Maha Perkasa,

Sesungguhnya aku malu dengan kecilnya keberanianku untuk berlaku sesuai dengan yang ku angankan.

Aku berangan-angan tinggi dan besar, tapi merayap dalam keraguan dan permintaan jaminan bahwa aku tak akan salah atau gagal.

Aku tak suka untuk mengakuinya, tapi sebetulnya itulah perilaku seorang penakut.

Padahal, jika niatku baik, seharusnya aku memberanikan diri dan bertindak, sehingga akan lebih banyak hal yang kucapai dalam hidup ini. Continue reading

HIDUP INI TAK SEMUDAH KATA-KATA MARIO TEGUH

Adik-adikku yang baik hatinya,

Ijinkanlah kakakmu ini menuliskan ini dari sudut pandang Mario Muda:

Sebagai anak muda, apa lagi yang paling sibuk dilakukannya – kecuali berbicara ke sana ke mari di dalam hatinya – mengenai impian dan keinginannya, rencananya ini dan itu, akan melakukan ini dan itu, dan berjanji akan pasti ini dan itu.

Anak muda banyak berjanji, tapi tersiksa oleh keraguannya sendiri.

Mario Muda bahkan tersiksa lebih dalam lagi, karena terkoyak antara besarnya impian dan kesahajaan hidupnya, yang rencananya banyak tapi diperam dalam rasa minder.
Continue reading

KATA BIJAK ; HIDUP INI TAK SEMUDAH KATA-KATA MARIO TEGUH

HIDUP INI TAK SEMUDAH KATA-KATA MARIO TEGUH

Adik-adikku yang baik hatinya,

Ijinkanlah kakakmu ini menuliskan ini dari sudut pandang Mario Muda:

Sebagai anak muda, apa lagi yang paling sibuk dilakukannya – kecuali berbicara ke sana ke mari di dalam hatinya – mengenai impian dan keinginannya, rencananya ini dan itu, akan melakukan ini dan itu, dan berjanji akan pasti ini dan itu.

Anak muda banyak berjanji, tapi tersiksa oleh keraguannya sendiri.

Mario Muda bahkan tersiksa lebih dalam lagi, karena terkoyak antara besarnya impian dan kesahajaan hidupnya, yang rencananya banyak tapi diperam dalam rasa minder.

Sebagai anak muda, saya melihat orang yang sukses – dengan rasa iri, dan merasa diperlakukan tidak adil oleh kehidupan.

Enak sekali mereka bicara ya? Seolah kehidupan ini gampang dan semudah yang dikatakannya.

Dan sekarang, Mario Muda yang masih ada di dalam Mario Teguh, merasakan hal yang sama, hanya dari arah yang berbeda.

Firman-firman Tuhan yang dikemas oleh Mario Teguh ke dalam nasihat yang universal dan popular, terkadang dihujat dan dicemooh oleh orang yang sedang tersiksa dengan kesulitan hidupnya sendiri.
Continue reading

TAFSIR AL-MISHBAH : Surah al-Adiyat (yang berlari kencang)

Surah al-Adiyat artinya adalah yang berlari kencang

Intisari Kandungan Ayat 1-5

Surah yang lalu (az-Zalzalah), diakhiri dengan uraian menyangkut balasan yang akan diperoleh oleh pelaku amal-amal baik dan buruk. Dalam surah ini dijelaskan apa yang mengantar kepada amal-amal buruk itu yang diduga oleh pelakunya membawa manfaat.

Surah ini dimulai dengan sumpah menyangkut serangan tiba-tiba yang dilakukan dengan mengendarai kuda-kuda atau unta-unta yang berlari kencang dengan terengahengah, mencetuskan api dengan pukulan kuku kakinya. Serangan itu demikian tiba-tiba, apalagi terjadi di pagi hari saat lawan tengah tertidur lelap. Ia sedemikian gencar sehingga menerbangkan debu dan para penyerang menyerbu ke tengah kelompok musuh yang merasa diri mereka kuat.

  Continue reading

TAFSIR AL-MISHBAH : Surah al-Qari’ahn (mengetuk dengan keras)

Surah al-Qari’ah artinya adalah mengetuk dengan keras

 

Intisari Kandungan Ayat 1-5

Surah yang lalu (al-‘Adiyat), diakhiri dengan uraian tentang Hari Kiamat yang menjelaskan tentang akan diperiksanya segala sesuatu, termasuk isi hati manusia. Surah ini berbicara juga tentang Hari Kiamat, dari sisi awal kejadian-nya yang mengetuk dengan keras telinga, pikiran, dan jiwa manusia serta menjelaskan sekelumit dari proses pemeriksaan yang diuraikan oleh surah yang lalu. Surah ini dimulai dengan menyebut al-Qari’ah yang secara harfiah berarti sesuatu yang mengetuk dengan keras/menggedor sehingga memekakkan telinga. Yang dimaksud adalah peristiwa Kiamat. Lalu, untuk menampilkan kedahsyatan peristiwa penggedoran itu sekaligus untuk mengundang perhatian pendengarnya, ayat 2 “menanyakan”: Apakah al-Qari’ah, yakni suara yang memekakkan itu? Ia sungguh sangat menegangkan dan sangat sulit engkau jangkau hakikatnya, walaupun engkau berusaha sekuat kemampuanmu. Di sana, terjadi hal-hal yang tidak dapat dicakup penjelasannya oleh bahasa manusia, tidak juga dapat tergambar kedahsyatannya oleh nalar. Itulah lebih kurang makna ayat 3 yang secara harfiah berarti: Apakah yang menjadikan engkau tahu apa al-Qari’ah? Selanjutnya, ayat 4 menggambarkan sekelumit dari peristiwa itu, yakni pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, karena banyak, bertumpuk, serta lemahnya mereka, dan juga karena sebagian besar mereka terjerumus dalam api yang menyala-nyala. Ayat 5 menggambarkan keadaan gunung-gunung yang kini terlihat sedemikian tegar, tetapi ketika itu ia menjadi seperti bulu atau kapas berwarna-warni yang demikian ringan dan yang dihambur-hamburkan sehingga bagian-bagiannya terpisahpisah diterbangkan angin. Continue reading

Tafsir Al Mishbah : Surat at- Takatsur

TAFSIR AL-MISHBAH Karya Prof. Dr. M. Quraish Shihab

Surah at-Takatsur artinya adalah bermegah-megahan

Intisari Kandungan Ayat 1-4 Dalam surah yang lalu (al-Qari‘ah), diuraikan tentang hari kiamat dan bahwa manusia ada yang bahagia dan ada pula yang celaka. Ayat terakhirnya berbicara tentang siksa yang menanti kelompok yang celaka itu. Pada surah ini diuraikan sebab kecelakaan tersebut. Ayat pertama bagaikan menyatakan: Saling memperbanyak kenikmatan duniawi dan berbangga-bangga menyangkut anak dan harta telah melengahkan kamu, sampai—karena keengganan kalah bersaing itu —kamu telah menziarahi kubur-kubur leluhur kamu untuk membuktikan keunggulan kamu, atau dalam arti bahwa kelengahan itu berlanjut sampai ajal menjemput kamu.

Selanjutnya, ayat 3 mengingatkan bahwa: Hati-hatilah! Jangan lakukan persaingan semacam itu! Kelak kamu akan mengetahui akibatnya. Ayat 4 mengulangi peringatan itu dengan menyatakan: Sekali lagi hati-hatilah, kelak kamu akan mengetahui.

Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Ayat 1-4

1. Kelengahan mengantar manusia bersaing tanpa batas, sampai-sampai mengantar mereka ke kubur untuk membuktikan betapa besar pengaruh dan betapa banyak jumlah pengikut mereka atau sampai-sampai mereka menghitung pula orang-orang yang telah mati di antara mereka.

2. Yang lengah akan menggunakan segala cara dan sarana untuk memenangkan persaingan dan tidak akan berhenti bersaing hingga dia sendiri mati. Continue reading